Ini hidup yang normal.
Hidup yang sangat biasa-biasa saja.
Hidup yang cenderung… membosankan.
3
tahun hidup di pondok pesantren ada suka dan dukanya, segala sesuatunya di kerjakan bersama-sama dari mulai makan,
tidur, belajar dan berbagai macam kegiatan yang sudah di tetapkan oleh pesantren.
Kringgg!!!
Alarm berbunyi menunjukan pukul 04.00 pagi, membangunkan seluruh santri yang
ada di pesantren dan aktivitas pun di mulai, ada yang sedang mengantri mandi,
mengantri gosok, belajar, tadarusan atau bahkan ada yang sudah rapi siap menuju
ke mushollah untuk melakukan tadarus atau sekedar belajar sambil menunggu azan
subuh, setelah sholat subuh kita membaca askar
( askar adalah doa pagi yang setiap hari di baca oleh para santri ) setelah
sholat subuh para santri bersiap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
sampai jam 11.30, dan kemudian bersiap untuk ke mushollah untuk melaksanakan
sholat zuhur, setalah sholat zuhur, mereka makan siang bersama sama tetapi
banyak juga yang tidak makan dengan alasan lauk yang tidak enak dan lebih
memilih untuk beli di luar pondok nitip ke
bulisah ( bulisah adalah santri yang di amantkan untuk menpenjaga, membersihkan pondok, dan siap untuk di suruh
suruh oleh santri lain ) selesai makan siang para santri bersiap untuk
melanjutkan belajar pelajaran pondok seperti mahfudzot, mutholaah, quran dan hadist dan masih banyak lagi yang
sukses membuat para santri termasuk aku mabok bahasa arab, kita belajar sampai
dengan pukul 14.45, 15 menit sebelum bel sholat ashar biasanya di gunakan santri
untuk tidur atau hanya sekedar rebahan setelah seharian di bikin mabok oleh
pelajaran. Setelah sholat ashar di lanjutkan untuk membaca surat al-waqiah dan
askar setelah itu para santri menjutkan aktivitasnya masing-masih ada yang
mandi, belajar, ngobrol di depan kamar, nyuci baju, nyetrika baju dan ada juga
yang berusaha untuk kabur dari pondok. Pukul
17.45 santri harus bersiap siap untuk ke mushollah untuk melaksanakan sholat
magrib karena klo sampe telat akan ada hukumannya, setelah sholat magrib mereka
makan malam setelah itu di lanjutkan dengan sholat isya, setelah sholat isya
baiasanya mereka belajar bersama di kamar tidak semua santri belajar ada juga
yang bergosip, ngobrol, atau bahakan ada yang tidur. Pukul 09.00 semua kegiatan
di pesantren berhenti waktunya beristirahat karena ada hari esok dengan tugas dan
aktivitas yang mungkin lebih berat dari ini.
Satu hal yang membuat aku menjadi bertahan
dipesantren adalah kekeluargaannya yang bikin aku betah. Sewaktu pertama kali
aku tinggal dipesantren benar-benar deh…. Serasa berada di “dunia lain”, aku
yang tak biasa makan bersama dalam 1 piring, aku yang tak biasa mencuci baju
sendiri, aku yang tak biasa mengepel lantai,nyapu, buang sampah,membersihkan
kamar mandi (piket), merasakan ini benar-benar sebuah paksaan. Tetapi setelah 1
tahun aku tinggal dipesantren aku baru bisa merasakan betapa nikmatnya hidup di
pesantren. Seakan selalu mengingat akhirat dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Tidak sedikit yang masuk pesantren karena keinginannya sendiri ada juga
yang masuk pesantren di paksa oleh orang
tua mereka sampai akhirnya mereka kabur-kaburan karena merasa terkekang. Hidup
di pesantren tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri, tidak bias kalau hanya memikirkan ego karena hidup di
pesantren bukan hanya 1 daerah saja tetapi dari seluruh daerah di Indonesia,
banyak sekali sifat-sifat lucu yang aku temukan di pesantren Ada yang selalu saja
menyalahkan teman-temannya, menganggap dirinya paling benar. Ada juga yang
merasa dirinya paling cantik, paling imut dan paling bersih padahal kalau kita
berkunjung kerumahnya aja ups… kotor bin kumuh. Ada lagi yang selalu mencari-cari
kesalahan oranglain, ada yang cuek, ada yang suka membuang sampah sembarangan (bisa-bisanya
makan lalu sampahnya diletakkan disamping kasurnya), yang lebih parah dunia
pesantren identik dengan kudis dan “kutu”kalau satu santri udah
kena pasti dijamin yang lain akan kena waduh ngeri………. ada -ada saja
kejadiannya. yah inilah kehidupan pesantren kita harus bisa
membedakan yang baik dan yang benar. Karena semua itu adalah proses kita
sebagai manusia dalam hidup.
0 komentar:
Posting Komentar